Meskipun telah beberapa kali kita
membahas mengenai pompa dalam blog ini, masih banyak hal mendasar yang belum
tercover dan belum disajikan secara lebih runtut. Oleh karena itu, saya
memutuskan untuk memulai kembali pembahasan mengenai pompa.
Seringkali, kita melakukan suatu
prosedur tanpa kita bisa menjelaskan atas dasar apa prosedur tersebut
dilakukan. Pun, kaitannya dengan pompa. Pembahasan dalam blog ini akan lebih
dititikberatkan pada penggunaan pompa sentrifugal. Alasannya sederhana, pompa
sentrifugal sangat umum sekali digunakan. Pompa sentrifugal banyak digunakan
pada bagian utilitas pabrik karena umumnya fluida yang ditransfer memiliki
viskositas yang tidak tinggi, misalkan air.
Sebelum melangkah lebih lanjut,
alangkah lebih baiknya membaca lagi post tentang pompa sentrifugal yang pernah
saya tulis sebelumnya. Bisa dilihat disini.
Langsung saja, mari kita tengok
kurva karakteristik pompa berikut :
Kurva karakteristik pompa |
Diatas disajikan sebuah kurva
karakteristik pompa fire water. Pompa ini, sesuai namanya, dipakai dalam
keadaan darurat, yakni ketika terjadi kebakaran.
Kita lihat, pada bagian sebelah
kiri menunjukkan kilowatts dan juga total head dalam meters. Kilowatts berarti
menyatakan mengenai daya yang terpakai. Semakin tinggi load/beban kerja, tentu akan
butuh tenaga lebih besar untuk menggerakkan pompa dalam putaran yang sama.
Beban kerja dalam hal ini ditanyatakan dalam flow rate liquid yang ditransfer.
Secara rinci bisa dinyatakan :
Flow rate naik menyebabkan Beban kerja naik sehingga Daya naik
Bagaimana bisa mendapatkan nilai
flowrate yang berbeda-beda sehingga kurva karakteristik pompa tersebut bisa
dibuat? Mudah saja, salah satunya dengan men-throttle discharge pompa.
Otomatis akan membatasi flow rate yang keluar.
Kemudian, apa itu total head yang
dinyatakan dalam meter? Mari simak gambar berikut
Total head |
Dari gambar diatas dapat kita
ketahui, head adalah ukuran tinggi fluida. Total head (Ht) sendiri
didefinisikan sebagai head discharge (hd) dikurangi dengan head suction (hs).
Ht = hd – hs.
Disini, juga berlaku ketentuan,
semakin tinggi head suction, maka akan semakin tinggi pula head discharge, dan
sebaliknya. Ada kalanya, head juga dinyatakan dalam satuan tekanan. Hal ini
dilakukan, jika kita sudah mengetahui fluida apa yang akan dipakai. Untuk
fluida yang berbeda akan memberikan tekanan head yang berbeda-beda. Bagaimana
total head, jika kita mengambil air dari sumur. Tentu saja, perhitungannya
adalah sebagai berikut : Ht = hd – (-hs) = hd +hs.
Oke, lanjut ke persoalan kurva
karakteristik. Kenapa total head semakin menurun ketika flow rate bertambah?
Flow and head |
Jika kita memasang selang setinggi mungkin
pada discharge pompa dan kemudian menyalakan pompa tersebut, akan sampai pada
keadaan bahwa fluida hanya bisa mencapai tinggi tertentu, tanpa adanya aliran
keluar. Nah, jika kita kurangi ketinggian selang, tentu saja fluida akan
keluar. Semakin rendah, maka akan semakin banyak flow rate. Tentu saja kita
masih ingat percobaan waktu SD dulu, seperti dibawah ini:
Pressure vs Depth |
Nah, bisa kita ibaratkan seperti
gambar diatas. Semakin kebawah, akan semakin kuat jetnya. Dalam artian
kecepatan fluida keluar. Sebagaimana kita tahu flowrate atau laju alir adalah
kecepatan fluida (v) dikali dengan luas permukaan (A). Maka, jika kecepatan
fluida naik menyebabkan flowrate juga naik.
Nah, sekarang kita sudah
mengetahui hubungan antara daya dengan flowrate dan juga total head dengan
flowrate. Hubungan antara flowrate dengan total head inilah yang menjadi bagian penting dalam ketentuan kita membeli suatu pompa. Dalam artian awam, berapa jauh lintasan fluida akan disalurkan dari tempat A ke tempat B (total head) dan berapa laju alir yang dibutuhkan untuk proses selanjutnya (flow rate). Maka dari itulah data karakteristik pompa dibutuhkan sebagai pertimbangan pemilihan pompa.
No comments:
Post a Comment
Leave your comment, any urgent message please mail me !