Pada seri Commissioning kali ini, akan dibahas mengenai perbedaan Pre-Commissioning dengan Commissioning.
Commissioning dalam bahasa perancis berarti mise en service atau dalam bahasa Indonesia dapat disebut sebagai "meletakkan sesuatu dalam kondisi servis/ beroperasi". Artinya adalah Commissioning bertujuan untuk menghidupkan peralatan dari yang mulanya dalam kondisi diam, tidak memiliki sumber energi menjadi dalam keadaan live sehingga bisa melakukan pekerjaan seperti yang dikehendaki. Commissioning dalam eksekusi proyek dibagi menjadi dua bagian: Pre-Commissioning dan Commissioning.
Pre-Commissioning sebagaimana diketahui dari asal katanya merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum Commissioning. Pre-Commissioning bisa juga disebut sebagai Static Commissioning, sedangkan Commissioning sendiri disebut sebagai Dynamic Commissioning.
Mechanical Run Test sebagai Bagian Commissioning |
Pre-commissioning adalah aktifitas untuk mengecek fungsi dari tiap-tiap element dalam sebuah sistem. Misalkan dalam sebuah sistem, terdapat sebuah tangki, pompa beserta valve-valve yang berhubungan dengan line. Maka, aktifitas pre-commissioning tersebut meliputi kegiatan seperti pengecekan kabel yang berhubungan dengan pompa dan valve lewat continuity test dan insulation resistance, motor solo run untuk menguji motor pompa dan juga kalibrasi level transmitter yang menempel pada tangki.
Commissioning adalah aktifitas yang dilakukan untuk menjalankan sebuah sistem sehingga proses bisa berjalan dengan baik dan mencapai operasi normal sesuai dengan kondisi desain. Jika pada sistem seperti ditunjukkan diatas, maka aktifitas commissioning meliputi kegiatan mechanical running test pompa. Pada aktifitas tersebut, kita mengisi tangki dengan air. Melalui, hal ini kita bisa mengetahui apakah level transmitter berfungsi dengan baik. Selain itu, kita juga menjalankan pompa dan mengecek apakah pompa berjalan dan melakukan pengecekan terhadap jumlah aliran dan juga tekanan operasi. Apakah aliran dan tekanan operasi yang dihasilkan sudah sesuai dengan parameter operasi.
Dengan demikian, setelah kegiatan commissioning, maka sistem sudah siap untuk diintegrasikan dengan sistem lain yang ada dalam sebuah plant untuk menghasilkan produk yang diinginkan.
Berdasarkan keterangan diatas, berikut contoh-contoh kegiatan Pre-commissioning dan Commissioning :
Beberapa Contoh Aktifitas Pre-Commissioning:
- Grounding resistance check
- Insulation resistance check
- Process control system (PCS) Site Acceptance Test (SAT)
- Loop check
- Instrument Transmitter calibration
- Vessel & tank inspection and final box-up
- Lube oil flushing
- Motor solo run
- Cathodic protection test
- Substation energization using temporary power, etc.
Beberapa Contoh Aktifitas Commissioning:
- Chemical and oil first fill
- Mechanical running test for rotating equipment
- Steam blowing
- Catalyst loading
- Degreasing
- Refractory drying out
- N2/He High pressure leak test
- Power Generation
- Pilot Flare Ignition test
- Flushing using permanent pump, etc.
Jika melihat dari jenis-jenis aktifitas commissioning diatas, maka dapat diketahui bahwa pre-commissioning sangat erat dengan disiplin seperti mechanical, instrument, piping dan juga electrical sedangkan commissioning sangat erat dengan disiplin proses.
Steam Blowing |
Operator yang melakukan aktifitas commissioning harus memahami tentang peristiwa operasi yang terjadi dalam sebuah sistem. Misalkan, pada aktifitas steam blowing. Pada aktifitas ini, operator harus memiliki pengetahuan tentang cara kerja boiler karena steam dihasilkan pada alat tersebut. Selain itu, ia harus memahami bagaimana kelakuan steam dalam sistem perpipaan. Hal ini untuk menghindari adanya hal-hal yang tidak dikehendaki yang bisa terjadi ketika mengoperasikan sebuah sistem
mau tanya SAT dengan precomm apa bedanya
ReplyDelete