Wednesday, October 14, 2020

Fluid Flow (1): Mengenal Karakteristik Fluida yang Dipindah

Sobat sekalian, mimin pernah membahas mengenai yang kaitannya dengan perpindahan fluida, yakni:

Tulisan berseri kali ini, kita coba mempelajari kembali dasar dari perpindahan fluida. Tujuannya adalah agar supaya bisa lebih melekatkan pemahaman kita secara integral terhadap apa yang telah kita pelajari sebelumnya.

Dalam sebuah unit proses, untuk memindahkan suatu fluida dari satu tempat ke tempat yang lain digunakan pipa. Desain daripada perpipaan sangatlah bergantung daripada jenis dan karakteristik fluida yang dipindahkan. Tidak hanya itu saja, bahkan desain pompa, compressor dsb sebagai alat penggerak juga sangat bergantung pada hal ini. Hal ini dikarenakan akan sangat berpengaruh terhadap energi yang dibutuhkan untuk memindahkan fluida tersebut. 

Fluida bisa berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain karena perbedaan energi. Contoh yang paling mudah bisa dilihat ketika dalam sebuah plant adalah dari pressure gauge atau dilihat dari tekanannya. Tekanan fluida masuk harus lebih besar daripada tekanan fluida keluar. Dalam prosesnya, tekanan tersebut bisa hilang di perpipaan. Maka, mempelajari dasar perpindahan fluida, tidak hanya belajar mengenai karakteristik fluidanya ketika diberikan energi, tetapi juga spesifik mengenai hilang tekan dalam sistem perpipaan ketika fluida tersebut dipindah.    

Dasar pemahaman terhadap aliran dalam fluida dimulai daripada fase fluida yang ditransfer. Dengan mengetahui jenis fasenya, kita bisa mendefinisikan hukum alam yang berlaku pada fluida tersebut. Fase sebuah fluida erat kaitannya dengan kondisi fluida tersebut, umpamanya tekanan dan suhu.
1.  Likuid/ cair ==> Fluida dalam fase cair tidak mengalami perubahan massa jenis yang signifikan terhadap perubahan tekanan- disebut incompressible. 
2. Gas/ Vapor ==> Mengalami perubahan yang sangat besar terhadap massa jenis terhadap perubahan tekanan- disebut compressible.
3. Multi fase ==> Adanya dua fase yang hadir dalam range tekanan operasi. 

Jenis fase ini akan sangat menentukan daripada hilang tekan (pressure drop) dan juga hilang energi akibat friksi karena kontak dengan permukaan pipa. Fluida ditransfer ke dalam suatu sistem dengan kecepatan tertentu sesuai dengan kuantitas yang diinginkan. Hal ini akan berpengaruh terhadap pola
Percobaan Reynold untuk mengetahui pola aliran

aliran yang terbentuk. Bilangan Reynold digunakan untuk memprediksi pola aliran tersebut. 

Friday, October 2, 2020

System Hand-Over Management (5): Pre-Commissioning and Commissioning

Pre-Commissioning bisa juga disebut Static Commissioning. Jika ada Static Commissioning, maka akan ada istilah Dynamic Commissioning. Mari kita lihat gambar dibawah, untuk melihat dua fase dalam Commissioning tersebut dalam kaitannya dalam System Hand-Over Management.

Seperti terlihat, Pre-Commissioning dikerjakan pada saat fase konstruksi, sedangkan Commissioning dikerjakan setelah Mechanical Completion (MC) atau serah terima dari konstruksi ke Commissioning telah dilakukan.
Apa sebenarnya Pre-Commissioning ini? Mengapa kegiatan Pre-Commissioning sudah bisa dikerjakan ketika sistem belum di hand-over?

Untuk menjawab hal tersebut, kita harus mengetahui apa-apa saja kegiatan yang dilakukan pada saat pre-commissioning ini.

Untuk menjawab kegiatan pre-commissioning, mari kita lihat gambar dibawah:

Pada gambar tersebut, kegiatan pre-commissioning atau Static Commissioning, meliputi:
- Motor No Load Run
- Instrument Loop Checking
- Flushing of Lube/ Seal Oil Systems, etc

Sedangkan, untuk kegiatan Commissioning atau Dynamic Commissioning, meliputi:
- Coupled Motor Run
- Leak testing 
- Load testing of the power plants, etc.