Sunday, February 14, 2016

Process Commissioning and Start-up Engineer

Tentang apa tugas dari commissioning engineer telah kita bahas disini. Bagaimana runtutan pelaksanaan tugas dari sebuah perusahan kontraktor telah juga dibahas disini. Lebih dalam dan spesifik lagi tugas daripada process commissioning and start-up engineer akan kita bahas kali ini.

Sebagaimana kita tahu, yang membedakan fase commissioning dengan construction adalah ada tidaknya energi yang terdapat pada sebuah sistem. Pada fase commissioning, sistem telah siap untuk diberi energi (energized) atau diisi dengan zat tertentu, baik itu berupa steam, listrik, gas, hingga bahan kimia. Biasanya sebelum hal tersebut dilakukan akan ada formulir yang harus ditandatangani yakni, livening up notice (LUN), yang memnadakan bahwa suatu sistem siap untuk diisi dan dalam kondisi live/hidup. Maka, akan ada potensi bahaya, yakni energi yang tidak terlihat, misalkan tekanan atau listrik, yang bisa membuat orang lain terluka jika tidak waspada.

Process Commissioning adalah salah satu jenis pekerjaan yang ditawarkan pada lulusan teknik kimia/proses. Banyak job description bagi seorang process commissioning mulai dari di belakang meja hingga harus turun ke site sesuai dengan permintaan client.

Beberapa diantara tugas process commissioning adalah :

  • Membuat deliverables document yang ditentukan oleh client, seperti misalkan dokumen prosedur langkah-langkah untuk melakukan kegiatan commissioning, yang nantinya harus di-submit agar mendapatkan approval
  • Melakukan technical meeting dengan vendor hingga kegiatan commissioning, jika kita memiliki package equipment yang dibeli dari vendor tersebut
  • Troubleshooting dengan multi-discipline jika kita mengalami masalah ketika melakukan kegiatan commissioning
  • Melakukan perencanaan terkait kegiatan commissioning, misalkan material apa saja yang dibutuhkan termasuk jumlahnya, berapa lama waktu dilakukan, man power etc.
Jika tugas commissioning adalah untuk menguji equipment per equipment, maka tugas daripada start-up engineer, adalah menguji keseluruhan equipment yang telah di-commissioning sehingga bisa mendapatkan produk jadi yang diinginkan, dalam artian per-unit process.

Misalkan, start-up boiler feed water unit, reverse osmosis unit, acid gas removal unit

Kita ambil misalkan reverse osmosis unit. Di dalam reverse osmosis unit, kita melakukan kegiatan commissioning untuk menguji performance berbagai macam pompa yang ada di unit tersebut, misalkan pompa regenerasi, pompa injeksi kimia, kemudian termasuk dalam kegiatan commissioning adalah pengisian bahan kimia di unit tersebut, misalkan hipoklorit yang digunakan untuk membasmi bakteria hingga melakukan pemasangan membrane.  Kegiatan start-up yang kita lakukan adalah memastikan bahwa sistem tersebut mampu mengolah air hingga mendapatkan produk hasil air yang sesuai dengan spesifikasi tertentu dari reverse osmosis tersebut, misalkan pH dan conductivity yang kecil mulai dari awal mula hingga stable operation

Tentu saja pada awal-awal start-up kita akan mendapatkan hasil yang off-spek, hingga akhirnya kita harus melakukan sedikit adjustment, mulai dari kondisi operasi, misalkan flow-rate, kondisi feed awal, dsb. agar tercapai hal yang kita inginkan dan unit berada pada stable operation

Disinilah fokus utama kerja start-up, bagaimana sebuah upaya dilakukan, mulai dari perlakuan awal hingga adjustment, hingga sistem berada dalam kondisi operasi stabil dan menghasilkan produk yang sesuai kriteria. 

Maka dari itu, disaat kita melakukan start-up, akan selalu ada prosedur yang harus kita lakukan untuk mencapai operasi stabil. Misalkan terlampir pada contoh berikut ini.  



Friday, February 5, 2016

Basic Control Valves and Its Control Action

Basic Control Valves

Kali ini kita akan membahas sedikit mengenai instrumentasi yang berhubungan dengan proses yang terjadi pada sebuah pabrik pengolahan. Belajar mengenai pengontrolan menjadi aspek penting bahkan bagi seorang process engineer karena erat kaitannya dengan keamanan sebuah operasi.


Contoh sederhananya adalah control valve/ katup kontrol. Silahkan lihat video singkat dari youtube berikut untuk mengenal control valve.




Introduction to Control valve

Dalam prakteknya, ada katup kontrol yang bersifat fail closed ==> menutup ketika udara instrument/output sinyalnya gagal dan juga ada yang bersifat fail open ==> membuka ketika udara instrument/output sinyalnya gagal.


Kita analisis aplikasi fail closed dan juga fail open ini untuk mengetahui mengapa katup kontrol di-set sedemikian rupa. 



Fail Closed
Contoh di atas adalah control valve dengan tag number LV 977511A-01, yang ditempatkan di bagian masukan tangki. Di bawah control valve tersebut ada tulisan FC, Fail Closed yang artinya control valve tersebut akan berada dalam posisi tertutup jika tidak ada udara instrument atau tidak ada sinyal luaran yang diberikan oleh kontroller.

Kenapa control valve tersebut di-set dalam posisi fail closed?

Jika kita lihat kembali di tag numbernya, tertulis singkatan LV, yang bisa diartikan level valve. Jadi, control valve tersebut difungsikan untuk mengontrol level tangki. Sinyal buka dan tutup dari valve ini diperoleh dari level transmitter yang ditempatkan dalam tangki. Jika level tangki sudah tinggi, maka control valve ini akan menutup. Begitupun, jika valve ini gagal beroperasi karena satu lain hal, dia akan berada dalam posisi menutup. Maka, dari segi keamanan proses, fungsi dari control valve ini adalah untuk menghindari tangki dari keadaan overflow/ luber.


Set point
Terlihat bahwa set point untuk control valve tersebut adalah 87%. Control valve tersebut akan mengontrol tangki agar selalu berada dalam level 87%. Maka, ketika level sudah mencapai angka 87%, control valve tersebut akan mulai menutup. Lamanya proses penutupan control valve tersebut tentu saja berdasarkan algoritma perhitungan dari kontroller.

Control Action 


Satu hal lagi yang perlu dicermati dari tabel diatas adalah control action yang berada pada bagian pojok kanan dari tabel. 


Control Action pada suatu control valve dibedakan menjadi dua, yakni :

1. Direct Action ==> Jika proses variabelnya tinggi melebihi dari setpoint, maka output yang dalam hal ini diwakili oleh bukaan control valve akan semakin besar juga bukaannya.
2. Reverse action ==> Jika proses variabelnya tinggi melebihi dari setpoint, maka output yang dalam hal ini diwakili oleh bukaan control valve akan semakin lebih rendah bukaannya.

Dalam kasus kita, control valve LV 977511A-01 tersebut bersifat reverse action, yakni jika level aktual dari tangki melebihi setpoint 87%, maka valve tersebut akan menutup.



Control Action Control Valve
Sumber Gambar : Control Narrative Banyu Urip Project.