Sunday, January 26, 2020

Refinery Series (5): Produk Olahan Proses Penyulingan Minyak Bumi

Mengetahui hasil akhir dari olahan minyak bumi merupakan sebuah hal yang sangat penting. Hal ini berkaitan dengan proses terutama unit yang dipakai untuk bisa mendapatkan produk akhir penyulingan tersebut. Berikut adalah kelompok produk yang didapatkan dari hasil fraksinasi minyak bumi berdasarkan dari nilai titik didih atau biasa disebut sebagai true boiling point:

Produk fraksinasi berdasarkan TBP
Komponen yang memiliki unsur karbon satu hingga lima menempati wilayahnya sendiri yang disebut sebagai light-ends yang bisa didapatkan dari hasil analisa menggunakan gas chromatography. Salah satu produk utamanya adalah LPG, dimana LPG sendiri merupakan hidrokarbon yang memiliki jumlah atom karbon sebanyak tiga dan empat. Jadi, jangan sampai salah mengira mengenai tabel diatas. Sebagai bandingan, berikut adalah produk berdasarkan jumlah atom karbon yang terdapat dalam ikatan rantai hidrokarbonnya

Proses kilang minyak
Nah, jika melihat gambar diatas, kita bisa dengan lebih jelas melihat produk intermediate berdasarkan jumlah atom karbon dan juga hasil akhir produk yang dijual.

Produk olahan minyak bumi
- C1-C4 berbentuk gas dan bisa dijual sebagai LPG
- C5-C6 (naphta) dijual sebagai umpan untuk pabrik petrokimia. Biasanya dijual sudah dalam bentuk olefin (i.e: propylene, etc.) maupun aromatic (toluene, benzene, etc. ) atau yang biasa disebut base chemical.
- C7-C10 (gasoline) diubah menjadi bahan bakar bensin yang memiliki spesifikasi nilai octane tertentu. 
Nilai octane adalah sebuah pengukuran untuk mendeteksi resistansi sebuah bahan bakar untuk meledak di ruang bakar sebuah mesin. Rating dari nilai octane berdasarkan perbandingan nilai octane BBM tersebut dengan pembandingnya yakni minyak yang merupakan campuran iso-octane dan heptane sebagai reference. Nah, kalau dilihat pada gambar diatas untuk mendapatkan nilai RON (research octane number) sebanyak 95, maka harus ditambahkan ETBE. 
Semakin tinggi spesifikasi kendaraan biasanya membutuhkan nilai RON yang juga tinggi untuk mencegah peristiwa knocking atau dalam bahasa jawanya "brebet" atau noise akibat vibrasi logam pada mesin. Artinya, bahan bakar terbakar duluan, sebelum mencapai tingkat kompresi maksimal. Kendaraan berspesifikasi tinggi, biasanya menghasilkan tenaga yang besar, oleh karena itu sistem kompresi mesinnya juga tinggi. Jika RONnya terlalu rendah, maka ia tidak tahan dengan tekanan dan suhu tinggi yang dihasilkan di ruang bakar mesin, maka akan terbakar duluan sebelum mencapai kompresi maksimal piston. Sebaliknya, untuk mesin kendaraan dengan spesifikasi RON 95, tidak perlu menggunakan RON 98 karena tidak akan berpengaruh banyak disisi mesin. Malah akan boros karena harga RON 98 lebih mahal dari RON 95.
- C10-C13 (kerosene) merupakan bahan bakar pesawat, dikenal dengan nama "avtur". Jika pada gasoline spesifikasi yang diinginkan adalah nilai oktan, untuk avtur, spesifikasinya adalah smoke point, flash point dan juga freezing point.
- C13-C25 (diesel oil) dijual sebagai bahan bakar mesin diesel, dikenal dengan nama "solar". Spesifikasi utamanya adalah nilai cetane. Nilai cetane merupakan kebalikan dari nilai octane. Nilai cetane mengindikasikan kemampuan solar tersebut untuk terbakar dengan sendirinya (auto-ignite). Satuan unitnya adalah cetane index. 
- C25-C50 (vacuum distillate) tidak dijual, tetapi diproses dengan cara dipecah molekulnya untuk menambah yield produk yang disebutkan sebelumnya diatas. 
- C50 keatas (vacuum residu), yakni heavy fuels yang bisa dijual sebagai bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik ataupun kapal. Di pasaran dikenal dengan nama industrial fuel oil (IFO)Bitumen sebagai bahan baku aspal jalan dan juga ada yang dijual dalam bentuk arang, jika sudah memiliki unit "coker".

Sebagai BBM, tentu saja masih banyak lagi spesifikasi yang diperlukan untuk bisa dipasarkan selain kriteria utama yang disebutkan diatas. Untuk pertamina sendiri, pengecekan terhadap mutu produk dilakukan sembilan kali dengan jenis parameter pengecekan yang tidak sama di tiap jalur rantai distribusi mulai dari kilang hingga sampai di SPBU.

Pengecekan mutu BBM pertamina
Berikut adalah contoh parameter untuk pengecekan premium yang dilakukan sembilan kali pengecekan:

Pemeriksaan Premium
Terakhir, kita mengetahui bahwa ada berbagai macam kandungan octane maupun cetane pada BBM untuk menyesuaikan dengan jenis mesin yang dipakai. Berbagai macam kandungan RON maupun cetane index tersebut didapat dari pencampuran, seperti ditunjukkan pada gambar dibawah:

Bensin dengan berbagai spesifikasi
Solar dengan berbagai spesifikasi
Dibutuhkan unit yang bermacam-macam untuk dapat menghasilkan BBM dengan spesifikasi yang diinginkan. Nah, pada bagian selanjutnya kita akan bahas unit apa saja pada kilang minyak dan tugasnya seperti apa sehingga dia bisa menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang kita inginkan. 

Silahkan tunggu di posting berikutnya. 

No comments:

Post a Comment

Leave your comment, any urgent message please mail me !