Monday, October 2, 2017

Plant Operation, part-5 Last

4. Output INITIALIZATION (INIT)

Dalam prakteknya, ketka sebuah loop CASCADE terpecah disebabkan karena slave controller dirubah menjadi MAN atau AUTO, dalam hal ini menyebabkan operator dapat mengubah OP dari master controller atau SP dari slave, maka perubahan yang dilakukan oleh operator tidak akan mengubah nilai OP yang dimiliki oleh master jika fitur INITIALIZATION tidak diaktifkan.

Sebaliknya, jika fungsi INIT diaktifkan, maka ia akan memaksa nilai OP master untuk mengikuti nilai SP dari slave. Hal ini tentu saja penting ketika kita menempatkan kembali slave controller ke dalam mode CAS. Hal ini akan menghindari terjadinya “bump” ketika peralihan mode slave controller menjadi CAS kembali.  Fitur ini mirip dengan Set Point Tracking. Hal yang membedakan adalah fitur ini melibatkan dua controller yang saling berhubungan. 
Gambar skema fitur tersebut bisa dilihat dibawah
Fitur Output Initializarion
Dalam mode AUTO, kita telah mengetahui bahwa internal controller akan melakukan penghitungan algoritma sehingga didapatkan nilai OP yang akan ditransfer ke dalam final control element, yakni control valve. Algoritma dalam sebuah controller didasarkan pada formula PID (Proportional, Integral, Derivative) yang nilainya bisa dimasukkan secara direct melalui HMI.
Adapun setting awal controller secara default diisikan oleh supplier.

Berikut adalah contoh setting algoritma controller untuk sistem yang dimiliki oleh YOKOGAWA.
Default Controller PID Pabrikan YOKOGAWA
Tuning PID akan dilakukan ketika plant sudah beroperasi sesuai dengan respon yang diharapkan dalam menghadapi instabilitas proses. Hal ini dilakukan oleh process control engineer.

Mengenai controller, di dalam sebuah control room, ia terletak dalam sebuah cabinet yang dinamakan PCS/DCS System Cabinet. Di dalam system cabinet tersebut, terdapat I/O module yang merupakan signal processing unit, yakni bertugas untuk mengubah dan mengirim sinyal I/O baik analog maupun digital secara bolak-balik antara controller dan final control element di lapangan. Selain I/O module, controller juga terhubung dengan HMI/HIS melalui kabel ethernet process control network sehingga operator dapat melihat dan mengontrol proses yang terjadi di lapangan secara remote melalui monitor.

Berikut adalah penampakan controller yang terdapat di dalam system cabinet 
Controller

Pada sebelah kiri adalah controller yang dipakai oleh Honeywell yakni Controller C300. Untuk sebelah kanan, biasa dipakai Yokogawa dan mereka menyebutnya dengan istilah Field Control Station (FCS).

Controller tersebut di program menggunakan bahasa function block pemrograman sesuai template standard block masing-masing pabrikan. Function block tersebut diisi dengan parameter konfigurasi tertentu sehingga dapat mendefinisikan bagaimana sebuah closed loop beroperasi untuk memproses perintah dan mampu menghasilkan output yang disalurkan baik ke lapangan maupun HMI, seperti misalnya alarm, algoritma, permissive, dsb.


Pada bagian selanjutnya, kita akan mempelajari closed loop kompleks yang dipakai dalam industri minyak dan gas

No comments:

Post a Comment

Leave your comment, any urgent message please mail me !