Apa yang dilakukan oleh tim commissioning pada waktu fase konstruksi? Sebagaimana kita ketahui, commissioning bertugas untuk melakukan pengetesan equipment yang telah selesai dipasang oleh tim konstruksi. Tetapi, tim commissioning sudah dipersiapkan bahkan saat sebuah plant baru belum selesai fase konstruksinya.
Lantas apa sebenarnya yang dilakukan oleh tim commissioning pada waktu sebuah proyek masih berada dalam fase konstruksi?
Mari kita lihat grafik yang menggambarkan bagaimana proses eksekusi penyelesaian sebuah sistem dilakukan di proyek migas berikut ini:
Mekanisme Perpindahan Penyelesaian Sistem pada Proyek Migas |
Sistem adalah salah satu bagian dari unit dalam sebuah plant yang punya tujuan spesifik.
Unit Acid Gas Removal Unit (AGRU) berfungsi untuk menghilangkan kandungan CO2 dan H2S yang terdapat dalam raw gas, memiliki beberapa sistem, yakni:
1. Sistem Kolom Absorpsi ==> Berfungsi untuk menyerap gas dengan dikontakkan dengan amine.
2. Sistem Kolom Regenerasi ==> Berfungsi untuk menguapkan gas CO2 dan H2S yang terkandung di amine.
3. Sistem Amine Storage ==> Sebagai inventori amine sehingga apabila amine yang bersirkulasi berkurang, bisa di top up langsung ke dalam dua sistem yang disebutkan di atas.
Nah tiga sistem diatas tidak dapat berdiri sendiri, tetapi merupakan satu rangkaian unit yang memiliki tujuan akhir yakni memisahkan raw gas dari kandungan gas asam (CO2 dan H2S).
Contoh lainnya adalah Unit Utility Water. Utility water memiliki banyak sistem yang memiliki kerja spesifik, seperti,
1. Fire Water ==> Sumber air yang digunakan untuk memadamkan api
2. Demin Water ==> Sumber air untuk menghasilkan air demin
3. Potable Water ==> Sumber air untuk digunakan di safety shower, dsb
Unit Utility Water tujuan utamanya adalah khusus menangani masalah yang berhubungan dengan air sebagai salah satu sumber pendukung sebuah plant. Banyaknya tipe air dalam unit tersebut, tentunya berbanding lurus dengan kompleksitas pabrik. Semakin banyak jenis air yang diperlukan, maka akan semakin banyak sistemnya.
Nah, mengapa kita bahas perbedaan unit dengan sistem?
Karena yang diserahkan dari tim konstruksi ke commissioning adalah system by system. Konsekuensi akibat tiap sistem memiliki fungsi spesifik, maka tim konstruksi harus mengerjakan sistem yang pertama kali dibutuhkan untuk menunjang kegiatan commissioning.
Sebagai contoh,
1. Tidak akan mungkin kita menyelesaikan sistem air compressor terlebih dahulu jika sumber tenaga untuk menyalakannya belum selesai dibangun. Maka, konstruksi harus meng-handover equipment yang bisa menyediakan tenaga dahulu, sebelum meng-handover sistem air compressor, misalkan Emergency Diesel Generator (EDG).
2. Tidak akan mungkin kita meng-commissioning sistem demin water, jika sistem utility water yang menjadi umpan demin water equipment belum selesai dibangun. Alternatifnya, kita mungkin bisa beli air dari luar, untuk bisa melakukan commissioning, namun biaya yang diperlukan akan tinggi.
Dua contoh diatas bisa memberikan gambaran bahwa dalam fase konstruksi, sebenarnya eksekusi kegiatan commissioning juga berlangsung untuk sistem yang sudah di hand-over. Yang pada nantinya area konstruksi akan semakin mengecil dan digantikan oleh area commissioning. Tentunya system handover dari konstruksi ke commissioning akan mengikuti dari commissioning sequence.
Bagaimana contoh commissioning sequence? Kita akan bahas commissioning sequence ini pada tulisan selanjutnya.
Keep Stay Tuned
very usefull blog
ReplyDeleteartikel yang menarik
ReplyDeletejika anda mencari jasa kontraktor di tegal, anda bisa kunjungi https://mitrabangunan5758.com/
rekomendasi jasa kontraktor struktur rangka atap
ReplyDeleteRekomendasi Jasa Pekerjaan Interior Furniture di Tegal
ReplyDelete