Operasi plant dikendalikan dalam sebuah ruangan yang
dinamakan control room. Control room berisi seperangkat sistem yang biasa
disebut sebagai integrated control and safety system (ICSS), yang berfungsi
untuk memonitor, mengatur dan menyimpan data sehingga operasi dalam plant bisa
berjalan dengan smooth dan safe.
Sistem control yang dipakai dalam control room biasanya
adalah distributed control system (DCS). Selain DCS, juga terdapat Fire &
Gas System (FGS) dan juga Emergency Shut Down (ESD) system. Ketiga sistem ini
merupakan bagian yang membentuk ICSS yang mempunyai fungsi yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Jika DCS berfungsi untuk mengkontrol sistem, fungsi dari
ESD adalah men-shutdown sebuah sistem apabila parameter operasi melewati batas
setting maksimum yang diperbolehkan, yang dalam bahasa sistemnya disebut High
High (HH) alarm atau Low Low (LL) alarm.
DCS dalam suatu sistem control akan selalu menjaga agar
kondisi operasi selalu berada pada kondisi set pointnya. Jadi, adanya shut down
dalam sebuah plant merupakan sebuah hal yang tidak kita inginkan. Shut down
dalam sebuah plant selain terjadi akibat dari proses yang abnormal, juga bisa
terjadi akibat sebab eksternal lain, misalnya kebocoran gas, adanya api atau
asap yang terdeteksi dsb. Maka, shut down jenis ini dipicu dari F&G system.
Adanya shut down ini selain memberikan alarm dan buzzer, juga akan tersimpan
dalam memori, sehingga operator dapat dengan mudah mendeteksi penyebab
terjadinya shut down. Untuk level shut down yang memiliki tingkat lebih tinggi,
adanya shutdown bisa mengaktifkan sistem Public Address and General Alarm
(PAGA) sehingga kondisi darurat bisa didengar oleh semua pekerja agar supaya
mereka cepat melakukan evakuasi.
Dalam DCS, kita mengenal istilah Closed Loop System. Closed
Loop system adalah sebuah cara pengontrolan sebuah parameter secara otomatis
tanpa intervensi dari operator. Hal ini bisa terjadi karena dalam sistem closed
loop memiliki sebuah controller yang berfungsi untuk meminimalisir error yang
diakibatkan oleh gangguan dalam proses. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat
gambar berikut :
Closed Loop System |
Skematik diatas merupakan contoh sebuah closed loop sistem
yang berfungsi untuk mengendalikan suhu air dalam sebuah heat exchanger. Jadi,
suhu air merupakan sebuah controlled variable. Karena suhu air merupakan
controlled variable, maka dia harus memiliki sebuah alat untuk mengukur derajat
naik dan turunnya suhu. Dari gambar diatas, kita bisa mengetahui, bahwa suhu
diukur dengan menggunakan thermal sensor. Thermal sensor ini merupakan
measurement device yang akan memberikan feedback signal ke controller.
Controller akan membandingkan nilai feedback signal tersebut dengan setpoint
yang telah kita masukkan. Controller akan menggunakan algoritma untuk menghitung
nilai error dan menghasilkan signal output yang akan dikirim kepada actuator,
dalam hal ini adalah solenoid yang terdapat pada steam control valve. Steam
control valve akan ter-energized dan mengizinkan udara instrument untuk masuk
ke dalam control valve dan memberikan energi sehingga kita bisa melihat stem
control valve tersebut bergerak. Gerakan dari stem tersebut akan mengatur
masuknya steam kedalam heat exchanger yang dapat mempengaruhi naik turunnya
suhu. Maka dari itu, steam disebut sebagai manipulated variable yang berfungsi
untuk menjaga agar controlled variable bisa tetap stabil.
Untuk bagian selanjutnya, kita akan membahas lebih khusus
mengenai mode operasi dari controller
No comments:
Post a Comment
Leave your comment, any urgent message please mail me !