Beberapa fitur yang dimiliki controller dalam rangka untuk memudahkan operator dalam menjaga stabilitas operasi dalam
sebuah plant
1. Fail Safe Position
Untuk dapat mengontrol jalannya
sebuah plant, para operator memiliki work station yang ditempatkan dalam
control room. Dalam work station akan ditampilkan sebuah layar yang
merepresentasikan segala kondisi operasional plant yang sedang berjalan dan
bisa dikendalikan. Hal ini biasa disebut sebagai Human Machine Interface (HMI)
jika peralatannya disuplai oleh Honeywell atau Human Interface Station (HIS)
jika supliernya adalah Yokogawa. Dalam HMI/HIS, kita bisa mendapatkan display
dari operasi yang sedang berjalan. Untuk control valve, display output untuk mengindikasikan
bahwa valve terbuka penuh adalah 100% dan tertutup penuh adalah 0%.
HMI/HIS |
Fail safe position bermakna apa
yang terjadi pada posisi valve jika ada gangguan eksternal misalkan, adanya
shutdown yang terpicu, hilangnya tekanan udara instrument dan adanya inhibit
yang menghalangi. Jika dalam sebuah operasi, tiba-tiba satu dari beberapa hal
tersebut terjadi, maka posisi valve akan berubah menjadi Fail Safe Position
sesuai dengan filosofi proses. Fail Safe Position bisa berupa Fail Open (FO)
atau Fail Closed (FC). Dalam kasus pada part-3, contoh 1 dan 2, posisi fail safe
control valve tersebut adalah FO. Fail Safe position untuk control valve bisa
kita lihat di dalam PID yang biasanya ditulis dibawah control valve.
Pada prakteknya, jika terjadi
sebuah peristiwa yang mengakibatkan kondisi valve pada fail safe, maka secara
otomatis, control yang pada mulanya adalah AUTO akan berpindah posisi MAN dan
bukaan valve akan mengikuti setting fail safenya, jika FC, maka bukaannya
adalah 0% dan sebaliknya, jika FO maka akan terbuka full 100%.
2. Crippled Mode
Ada kalanya dalam sebuah operasi,
transmitter yang digunakan untuk mengukur controlled variable mengalami sebuah
masalah. Akibatnya, kita tidak bisa memonitor parameter operasi yang sedang
berjalan. Jika closed loop kita berada dalam posisi AUTO, apa yang terjadi pada
control valve, jika tiba-tiba alat pengukur kita fails?
Untuk mengatasi hal ini,
controller saat ini dilengkapi dengan fungsi crippled mode. Dalam mode ini,
jika tiba-tiba alat pengukur fail atau nilainya melebihi dalam batas range yang
telah ditentukan, maka secara otomatis controller akan berpindah mode dari AUTO
menjadi MAN. Dan, untuk mempertahankan kondisi operasi agar transfer yang
terjadi adalah bumpless, maka biasanya bukaan valvenya adalah pada posisi
terakhir atau keep last position.
Untuk menunjukkan kepada operator
bahwa telah terjadi kegagalan dalam controller, secara otomatis sistem akan
mengaktifkan alarm untuk memberitahu kepada operator supaya ia bisa mengambil
tindakan selanjutnya.
3. Set-Point Tracking
Pada saat operator menjalankan
controller menggunakan mode MAN, seperti telah diketahui, ia memasukkan nilai
langsung kepada OP. Setiap perubahan terhadap nilai OP, akan membuat perubahan
terhadap nilai PV karena ia didapat dari hasil pengukuran. Tanpa fungsi
Set-Point Tracking, nilai SP tidak akan berubah. Jika controller dirubah
modenya dari MAN menjadi AUTO, control valve akan secara otomatis melakukan
penghitungan untuk mendapatkan nilai OP yang baru. Jika kalkulasi OP yang baru
hasilnya tidak sama dengan OP lama hasil adjustment operator, maka akan terjadi
“bump” pada operasi.
Fungsi SP Tracking ini adalah
untuk membuat SP mengikuti nilai PV ketika controller dibuat MAN, sehingga
ketika mode dirubah dari MAN menjadi AUTO, tidak akan terjadi “bump” karena
nilainya sudah sama. Pada prakteknya, tidak semua controller memiliki fungsi SP
Tracking ini aktif.
bersambung ...