Sunday, March 25, 2018

Process Control System: Sensors and Actuators (7)

Apa yang selama ini telah dibahas adalah loop diagram dimana proses pengontrolannya menggunakan control valve dengan mengambil input dari transmitter. Di lapangan, banyak sekali macam jenis pengontrolan selain hal yang disebutkan diatas. 

Berikut disajikan sebuah tipikal wiring PCS untuk bermacam-macam jenis input/ output


Bisa diketahui dari gambar tersebut, selain menuju ke pneumatic valve, ada jenis output lain yang menuju ke motor sebagai relay, atau ke solenoid valve dan juga ke dalam sebuah switch. Berbeda dengan pneumatic valve yang dimana outputnya menyatakan besaran, output yang menuju ke beberapa alat tadi berfungsi untuk memberikan salah satu dari dua buah kondisi yang berbeda, misalkan pada sebuah solenoid valve, yakni untuk membuka atau menutup valve. Hal ini disebut sebagai digital output.  Perlu diketahui bahwa hal ini sedikit berbeda dengan pola transmisi sinyal digital dengan menggunakan fieldbus yang pernah dibahas waktu lalu. Jika menggunakan fieldbus, maka kabel yang digunakan adalah kabel komunikasi dimana sinyalnya menyatakan besaran. Untuk kasus seperti dijelaskan diatas, kabel yang digunakan adalah kabel elektrik hardwired yang dinyatakan dengan garis putus-putus dan sinyalnya berfungsi untuk menyatakan/ memberikan status. Misalkan, contoh dibawah adalah sebuah On/Off Solenoid valve yang menggunakan satu Digital Output


Tipikal block untuk On/Off solenoid valve diatas dengan satu DO, dinyatakan pada gambar dibawah


On/Off valve harus memiliki feedback status posisi valve untuk mengetahui apakah valve sedang dalam posisi terbuka atau tertutup. Oleh karena itu, digunakanlah Digital Input untuk memberitahukan hal ini. Pada saat perintah dikirimkan, maka pada logic ini, sinyal akan diberikan melalui digital output untuk meng-energize coil pada solenoid valve sehingga udara instrument bisa masuk ataupun keluar. Hal ini akan mengakibatkan terbuka atau tertutupnya valve. Pilihan yang diberikan cuma dua, bisa dilambangkan dengan angka "1" jika arus mengalir sehingga sirkuit tertutup, atau angka "0" jika arus tidak mengalir sehingga sirkuit terbuka.   

Berdasarkan apa yang telah dipelajari, maka bisa dipetik kesimpulan sebagaimana diutarakan pada gambar dibawah untuk menyatakan hubungan antara sensor dan actuator dengan jenis transmisi sinyal untuk proses pengontrolan


Pada actuator, sering dibutuhkan bentuk energi lain sebagai penggerak atau semacam relay untuk mengaktifkan final control element, misalkan instrument air yang digunakan untuk menaik-turunkan control valve atau relay untuk men-start/stop motor dikarenakan sinyal yang dikirimkan memiliki energi yang tidak terlalu besar. 
Pada kasus pnematic control valve diatas, maka digunakan transducer untuk mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal penumatic, sehingga bukaan control valve bisa tetap terjaga. Adapun bahasan mengenai tipe control valve, meliputi control action, apakah bersifat direct atau reverse, apakah ia fail open atau closed ketika terjadi kondisi darurat, sudah pernah dibahas dalam tulisan Introduction to Closed Loop Diagram in Plant Operation   yang bisa kembali dibaca ulang.

Dengan berakhirnya tulisan ini, maka pembahasan mengenai process control dalam sebuah plant sudah selesai. Kita sudah belajar bersama tiap komponen yang ada dalam sebuah PCS dan bagaimana bentuk transmisi sinyal yang dijalankan untuk mengontrol sebuah proses. Tentu saja, di lapangan akan masih banyak lagi bermacam-macam contoh bentuk logic yang disesuaikan dengan kondisi dan juga aspek safety, dimana hal ini mendorong kita untuk terus belajar lagi.

Pada bagian selanjutnya adalah bagian akhir dari seri tulisan ini, dimana akan diperlihatkan galeri foto yang berkaitan dengan sistem PCS.

Keep Stay Tuned

No comments:

Post a Comment

Leave your comment, any urgent message please mail me !