Ini adalah bagian akhir dalam
membaca kurva karakteristik pompa, yakni kita akan membahas mengenai peristiwa
kavitasi. Jadi, apakah peristiwa kavitasi itu?
Kavitasi itu sendiri adalah
lahirnya sebuah rongga yang berisi uap dalam fluida. Biasanya hal ini terjadi
ketika ada sebuah gaya yang bekerja dalam fluida tersebut yang menyebabkan
turunnya tekanan. Jika turunnya tekanan tersebut sangat tinggi dan mengalahkan
tekanan uap jenuh fluida. Maka, akan ada kecenderungan untuk terbentuk
gelembung.
Sebelum menerangkan mengenai
kavitasi, alangkah baiknya kita belajar terhadap kesetimbangan lewat ilustrasi
berikut:
Air yang mendidih, gelembung uap |
Sudah dikatakan diatas bahwa
gelembung terbentuk jika tekanan uap jenuh fluida melebihi tekanan dalam
sistem. Hal ini sama dengan fenomena air pada titik didihnya. Air dikatakan
pada kondisi mendidih ketika tekanan uap air adalah sama/ melebihi tekanan
atmosferik yang melawannya. Sehingga terbentuklah gelembung.
Tetapi ada dua perbedaan, antara
gelembung yang disebabkan oleh air yang dididihkan dengan gelembung yang
terjadi karena peristiwa kavitasi. Pada peristiwa air yang didihkan, gelembung
memiliki tekanan yang sama dengan lingkungan. Energi yang berasal dari
lingkungan membuat molekul memperoleh energi yang cukup kuat. Hal ini
menyebabkan pecahnya aggregat fasa cair pada air tersebut. Peristiwa ini
menjadikan terbentuknya gelembung yang berisi uap air. Cara mempercepat
pembentukan gelembung ini bisa dengan dua macam cara, yakni dengan menambahkan
jumlah energi panas atau dengan mengurangi tekanan lingkungan. Inilah mengapa,
ketika kita di pegunungan, ketika memasak harus dalam waktu yang lama karena
titik didihnya yang menurun akibat tekanan atmosfer yang turun.
Sedangkan, pada peristiwa
kavitasi, gelembung yang terbentuk tidak memiliki tekanan. Hal ini akan
dijelaskan lewat gambar dibawah
Gelembung terbentuk dalam peristiwa kavitasi |
Diatas adalah sebuah contoh
kavitasi dalam perpipaan. Kita bisa melihat, bahwa ada uap dalam pipa tersebut,
seperti ditunjukkan oleh lingkaran kuning. Untuk mengetahui bagaimana hal
tersebut bisa terjadi, kita merujuk pada hukum Bernoulli yakni, tekanan dalam
fluida (energi potensial fluida) ditambah dengan kecepatan fluida (energy
kinetic fluida) adalah selalu konstan. Jadi, jika tekanan naik, otomatis kecepatan
fluida turun. Hukum Bernoulli ini merupakan akibat dari hukum kekekalan massa.
Untuk mempertahankan massa aliran
agar tetap, kecepatan alir pada bagian pipa yang mengecil harus lebih cepat
daripada pada bagian yang besar. Konsekuensinya, nilai tekanannya akan turun. Tekanan
yang turun tersebut mengakibatkan gaya yang menahan agar fluida tetap dalam
fasa cair menjadi teratasi. Akibatnya, terbentuklah gelembung. Berdasar
penjelasan diatas, maka gelembung yang terbentuk tidak memiliki tekanan/ vakum.
Jika kita melihat pada gambar, kita bisa mengetahui, bahwa kavitasi terjadi
secara lokal pada tempat tertentu.
Apa dampak buruk adanya kavitasi?
Peristiwa terbentuknya gelembung
ini bukanlah yang dikhawatirkan. Yang lebih berbahaya adalah meletusnya
gelembung ini. Seperti dijelaskan, uap yang terbentuk pada peristiwa kavitasi
adalah tidak bertekanan, sedangkan dalam sistem perpipaan sudah barang tentu
fluida yang mengalir memiliki tekanan. Pada keadaan tertentu, ketika perbedaan
pressure mengecil, maka gelembung akan meletus. Disini, sistem akan mendapat
hantaman gelombang kejut, shockwave,
yang bisa merusak material sistem tersebut.
Shockwave karena meletusnya gelembung kavitasi |
No comments:
Post a Comment
Leave your comment, any urgent message please mail me !