Mungkin
masih banyak yang masih bisa dikupas, namun konsep fundamental ini harus
diakhiri hanya sampai dengan tiga tulisan saja. Saya pikir alangkah lebih baik
memang kita lebih banyak membahas hal yang lebih praktis, namun memang sulit untuk memasukkan berbagai macam persamaan dalam blog
dikarenakan aplikasi ini masih belum mensupport symbol-simbol matematik,
sehingga jikapun dipaksakan. Hasilnya hanya baris-baris kosong.
Kali ini ada dua sub topic yang akan kita bahas:
1) Kompressibilitas dan dilabilitas
2) Konduksi/difusi dan konveksi.
Sering kita
menjumpai di alam ini, dua perilaku alamiah yang saling berkebalikan. Ada tinggi,
ada rendah, ada positif dan ada juga negatif. Segala sesuatu di alam ini
selalu berupaya untuk mencapai titik kesetimbangan dalam dua hal yang berlawanan tersebut. Sebuah hakekat kehidupan
yang akan terus exist sampai alam ini berakhir.
Kompressibilitas
dan dilabilitas
Dua perilaku
ini berlaku pada fluid, dimana physical
sense yang harus ada di benak kita adalah densitas (massa jenis). Orang
Prancis menyebutnya dengan “massa volumik”. Saya kira lebih masuk akal dengan
menyebutnya dengan istilah massa volumik daripada massa jenis karena
berdasarkan definisi densitas adalah massa suatu benda dibagi dengan volume
benda tersebut. Kadang memang kita harus mencari sebuah istilah yang memang
lebih mudah untuk dipahami meskipun itu harus menyadur dari orang lain.
Sebuah fluid
dikatakan bersifat kompressibel jika pada temperature konstan, pada kondisi
tekanan yang bervariasi, volumenya berubah. Di sisi lain, sebuah fluid
dikatakan bersifat dilatable jika pada tekanan konstan, dimana temperaturenya
bervariasi, volumenya berubah.
Liquid bersifat
incompressibles sedangkan gas bersifat compressibles. Itulah mengapa turbin
digerakkan oleh steam. Karena stream bisa dikompress sehingga menjadi
bertekanan tinggi, dari tekanan tersebut itulah ia memberikan tenaga untuk
menggerakkan turbin. Dalam hal lain, liquid lebih bersifat dilatable jika
dibandingkan dengan gas. Hal inilah yang menyebabkan mengapa air dalam wujud
liquid memiliki massa yang berbeda-beda menurut suhu. Sebagaimana kita tahu,
sebagai standard yang sering digunakan untuk kepentingan praktis, massa volumik
air adalah 1000 kg/m3. Massa volumik ini terjadi jika air
berada pada suhu 20 celcius dan tekanan atmosfer.
Konduksi/difusi dan konveksi
Dua tipe jenis perpindahan yang berbeda, difusi dan konveksi. Difusi atau
konduksi merupakan bentuk peristiwa perpindahan secara gradual, dari satu titik
ke titik yang lainnya, sedangkan konveksi, adalah suatu jenis perpindahan yang
terletak dari pergerakan secara serempak dari suatu molekul yang turut membawa
massa.
Untuk lebih
mudah membedakan : difusi disebabkan oleh adanya perbedaan properti fisik.
Contohnya: difusi momentum disebabkan perbedaan kecepatan (aliran couette, hukum
Newton), konduksi panas disebabkan perbedaan temperature (hukum fourier) dan
difusi materi disebabkan perbedaan konsentrasi (hukum Fick). Tentu saja jenis transportasi
ini akan selalu bergerak dari zona yang memiliki nilai properti fisik yang
lebih tinggi ke nilai yang lebih rendah. Ex: seperti ketika kita sedang mencelupkan
teh ke dalam air dan ia menyebar ke segala arah, seperti ketika kita sedang
memanaskan ujung besi di satu sisi kemudian ia bisa menyebar ke sisi yang lain. Sedangkan
konveksi, dalam hal ini kita menyebutnya forced
convection, karena ada jenis konveksi yang lain, adalah adanya aliran yang
disebabkan oleh adanya external force ex: pompa, kompresser dan jenis force yang lain yang
menyebabkan pergerakan dari fluida.
Yang perlu
untuk kita ketahui bahwa kita tidak bisa lepas daripada kedua jenis perpindahan
ini dalam dunia sehari-hari. Seperti contohnya, kita ingin melarutkan gula dalam
air. Secara alamiah gula akan melarut dalam air dikarenakan adanya difusi
akibat perbedaan konsentrasi, namun seringkali kita mengambil sendok untuk
kemudian memberikan suatu gaya inerti sehingga gula lebih cepat untuk melarut
ke dalam air. Inilah yang juga terjadi dalam suatu industry, maka seringkali
kita melihat ada sebuah reactor dengan pengaduk (mixed flow reactor).
Sebagaimana kita ketahui bahwa waktu sendiri adalah merupakan sebuah unit
satuan yang perlu kita pertimbangkan dalam sebuah proses. Dalam hal ini, waktu
berkaitan dengan seberapa cepat kita mengolah sebuah bahan mentah. Ada sebuah
bilangan tak berdimensi, yang sering kita pergunakan untuk membandingkan
seberapa besar konveksi atau dalam hal ini inertial force terhadap
kecenderungan suatu fluid untuk mempertahankan keadaannya (viscous force). Ia
bernama REYNOLD NUMBER. Dalam hal ini, ia bisa digunakan untuk
memprediksi apakah fluid akan mengalir secara laminar atau turbulent. Jika
kembali pada asal mula ditemukannya bilangan tersebut, kita akan menyaksikan
bahwa penelitian ini dimulai dengan eksperimen yang dilakukan oleh reynold
untuk menyelidiki tentang perilaku darah dalam suatu aliran. Kemudian, ia
beralih pada aliran dalam pipa yang diberi zat pewarna. Tentu saja banyak industri yang bekerja dengan menggunakan aliran turbulent. Kenapa? Aliran turbulen akan memberikan sebuah manfaat lain yaitu adanya pencampuran akibat adanya vorteks aliran yang akan menghasilkan suatu fluida yang homogen. Hal ini tentu saja menjadi penting, sebab aliran yang homogen adalah kunci untuk mendapatkan produk yang memiliki kualitas yang sama.
Dari REYNOLD, kita belajar bahwa sebuah
penelitian memang harus dirancang untuk tujuan praktis, meskipun begitu kita
harus memulainya dari sesuatu yang sangat sederhana, karena kita tidak pernah
tahu bagaimana alam bekerja. Ada begitu banyak kejadian yang membuat alam bisa
seperti sekarang ini. Begitu banyak parameter yang berpengaruh, namun tugas
seorang engineer/ researcher adalah mencari mana parameter yang berpengaruh
secara signifikan karena segala sesuatu memiliki kontribusi secara berbeda-beda.
Memodelkan dalam bentuk persamaan, menguji persamaan dengan hasil eksperimen
untuk melakukan validasi. That’s the
engineer/researcher way.
No comments:
Post a Comment
Leave your comment, any urgent message please mail me !