Pre-Commissioning bisa juga disebut Static Commissioning. Jika ada Static Commissioning, maka akan ada istilah Dynamic Commissioning. Mari kita lihat gambar dibawah, untuk melihat dua fase dalam Commissioning tersebut dalam kaitannya dalam System Hand-Over Management.
Seperti terlihat, Pre-Commissioning dikerjakan pada saat fase konstruksi, sedangkan Commissioning dikerjakan setelah Mechanical Completion (MC) atau serah terima dari konstruksi ke Commissioning telah dilakukan.
Apa sebenarnya Pre-Commissioning ini? Mengapa kegiatan Pre-Commissioning sudah bisa dikerjakan ketika sistem belum di hand-over?
Untuk menjawab hal tersebut, kita harus mengetahui apa-apa saja kegiatan yang dilakukan pada saat pre-commissioning ini.
Untuk menjawab kegiatan pre-commissioning, mari kita lihat gambar dibawah:
- Motor No Load Run
- Instrument Loop Checking
- Flushing of Lube/ Seal Oil Systems, etc
Sedangkan, untuk kegiatan Commissioning atau Dynamic Commissioning, meliputi:
- Coupled Motor Run
- Leak testing
- Load testing of the power plants, etc.
Dari contoh tipe pekerjaan yang dilakukan saat pre-commissioning maupun commissioning diatas, kita bisa menebak bahwa pre-commissioning ini adalah persiapan yang harus dilakukan sebelum dilakukan commissioning. Secara spesifik, lebih mengarah kepada disiplin tertentu. Misalnya,
- Motor no load run, dikerjakan oleh tim elektrikal dibantu mekanikal
- Instrument loop check, dikerjakan oleh tim instrument
- Flushing of lube oil sistem, dikerjakan oleh tim mekanikal
Pekerjaan pre-commissioning ini karena dikerjakan oleh disiplin, ia memiliki lembar tersendiri untuk mencatat parameter yang dibutuhkan ketika tes dilakukan, yang biasa disebut "ITR-B". Dalam aplikasinya, ketika yang dibutuhkan hanya salah satu disiplin saja yang dibutuhkan untuk melakukan pengetesan, maka ia bisa dieksekusi ketika dalam fase konstruksi, dengan cara menerbitkan sertifikat yang disebut "Discipline Mechanical Completion Certificate" atau DMCC. Biasa disebut sebagai partial MC.
Misalkan contoh skenario sebagaimana berikut:
Dalam sebuah sistem, semua instrument telah terpasang, namun walkdown belum bisa dilakukan karena masih ada pekerjaan piping. Nah, dalam hal ini tim konstruksi dengan commissioning sepakat untuk mengeluarkan DMCC supaya kegiatan pre-commissioning yang berkaitan dengan instrumentasi bisa dilakukan tanpa harus menunggu MC. Dengan demikian, diharapkan bisa lebih menghemat waktu. Ketika MC telah selesai, kegiatan static commissioning tinggal sedikit dan kegiatan dynamic commissioning bisa langsung dilakukan. Bisa jadi, DMC ini ditiadakan, jadi kegiatan pre-commissioning dikerjakan pada waktu konstruksi. Jadi, tim konstruksi dan pre-commissioning adalah tim yang sama.
Berbeda dengan pre-commissioning, commissioning atau dynamic commissioning adalah satu rangkaian secara keseluruhan untuk mengecek secara fungsional peralatan yang telah terpasang. Ia melibatkan multi disiplin. Misalkan, untuk kegiatan coupled motor run atau biasa disebut sebagai mechanical running test (MRT).
Motor no load run pada kegiatan pre-commissioning beda dengan coupled motor run pada kegiatan commissioning. Pada kegiatan motor no load run atau biasa disebut solo run, antara pompa dengan motor tidak saling terhubung. Yang ditest adalah motornya saja. Sedangkan pada MRT yang dites adalah kemampuan pompanya.
Ketika melakukan dynamic commissioning, ada prosedur yang didevelop khusus yang digunakan, yang disebut sebagai Commissioning test procedure (CTP). Jika diambil contoh kegiatan MRT, tentu akan melibatkan berbagai macam disiplin, misalkan
1. Proses ==> Memastikan line up sistem telah dilakukan dan fluida yang dibutuhkan untuk proses MRT telah tercukupi
2. Elektrikal ==> Memastikan bahwa power tersedia untuk memutar pompa
3. Intrumentasi ==> Memastikan instrumentasi telah terkalibrasi dengan benar sehingga tidak ada salah pembacaan
4. Mekanikal ==> Memastikan kondisi pompa telah terpasang dengan benar sebelum MRT dilakukan, misalkan lube oil telah diisi sesuai dengan yang dipersyaratkan, lock pin coupling telah dicabut, shaft diputar untuk mengecek adakah hal yang bisa mengganjal perputaran pompa, dsb
Nah, inilah yang membedakan antara pre-commissioning dengan commissioning. Pre-commissioning hanya melibatkan disiplin tertentu. Beda dengan commissioning dimana semua disiplin terlibat dan ada prosedur khusus yang harus diikuti ketika kegiatan commissioning ini dilakukan.
Cukup sekian seri tulisan System Hand-Over Management ini dibuat. Kita telah mempelajari bagaimana sistem diserah terimakan dari tim konstruksi ke commissioning. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi Sobat semua, terutama yang mulai terjun ke dalam proyek, utamanya industri migas.
Salam
No comments:
Post a Comment
Leave your comment, any urgent message please mail me !