Apa yang orang pikirkan ketika
mendengar phrase “teknik kimia”? Kebanyakan dari mereka pasti akan bilang,
sebuah dunia yang identic dengan minyak dan gas, petrokimia, pupuk dsb. Memang
benar definisi mereka akan hal yang demikian. Namun, itu adalah definisi
tentang teknik kimia klasik. Waktu telah banyak berubah. Begitu juga dengan
ilmu pengetahuan, ia berdiri dari satu pondasi ilmu dari waktu ke waktu,
menghasilkan sebuah bangunan yang mungkin saja kita tidak bisa mengenalinya,
jika belum menyentuh bangunan paling dasar yang menjadi basic dari bangunan
tersebut.
Kita kenal sebuah ilmu yang
banyak digunakan saat ini, dicetuskan sekitar tahun 1960. Ia bernama powder technology. Sebuah ilmu yang
banyak digunakan dalam dunia farmasi, contohnya: untuk menghasilkan aspirin,
dalam dunia makanan, contohnya: untuk menghasilkan gel. Ilmu ini sangatlah
berkaitan erat dengan pengolahan sebuah material. Bagaimana raw material, atau
yang biasa disebut “material primer” diubah menjadi sebuah “material
intermediate” atau mungkin material yang bisa langsung dikonsumsi. Melibatkan
proses seperi grinding, crushing, drying, calcination dll.
Whats matter?
Dalam ilmu teknik kimia, ada tiga
basic yang wajib kita kuasai.
Perpindahan
merupakan cara agar bagaimana kita bisa mengarahkan molekul yang kita inginkan
pada suatu tempat yang kita kehendaki. Misalkan: Mengarahkan molekul A agar dia
bisa menuju ke pori sebuah katalis. Sedangkan pencampuran adalah sebuah cara
untuk memanipulasi derajat homogenitas sebuah mixture yang terdiri dari lebih
dari satu senyawa. Antara transfert dan mixing, melibatkan sebuah proses yang
hampir sama, yaitu pergerakan molekul secara bersama-sama dengan membawa massa
dan property karakteristik yang dimiliki.
2. Reaction
Reaksi
kadangkala adalah sebuah cara yang ditempuh oleh sebuah senyawa/ molekul dsb,
untuk berada dalam keadaan dimana energy gibbs nya paling rendah. Untuk berada
dalam kondisi energy gibbs yang rendah, molekul/ senyawa yang berada dalam
kondisi metastable biasanya membutuhkan energy eksternal. Hal ini bisa
dicontohkan yaitu reaksi antara H2 dengan O2 untuk menghasilkan H2O. Reaksi
antara H2 dengan O2 berlangsung sangat lama, namun apabila ada energy dari
luar, misalkan percikan api, yang cukup, maka akan terjadi sebuah reaksi yang
dahsyat menghasilkan H2O. Reaksi terjadi ke arah H2O, hal ini dikarenakan H2O
memiliki energy bebas yang rendah jika dibandingkan dengan H2 dan O2.
3. Physical and Chemical Properties
2 hal di atas
merupakan treatment yang kita lakukan pada sebuah senyawa. Tentu saja sebelum
melakukan hal tersebut kita harus mengetahui macam treatment apa yang harus
kita lakukan pada sebuah senyawa. Pemilihan treatment ini (kita bisa
menyebutnya dengan pemilihan proses), tentu saja sangatlah tergantung dari
property fisika dan kimia dari sebuah senyawa. Tentu saja, tidak hanya itu
saja, hal yang menyangkut dengan material dari equipment apa saja yang boleh
kita gunakan sangatlah tergantung dari property dari bahan yang akan kita
tangani.
Maka dari itulah,
pelajaran tentang property sebuah bahan, tidak dapat kita kesampingkan dalam
mempelajari cabang ilmu teknik kimia. Seorang desainer proses harus menyadari
potensi dari sebuah bahan, sebelum akhirnya melakukan sebuah proses engineering
dimana menghasilkan bahan yang memiliki nilai yang jauh lebih tinggi jika
dibandingkan dengan raw material. Disinilah, ilmu fisika dan kimia bahan atau
biasa disebut colloid science bermain.
Kolloid, kita banyak berhubungan
dengannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, sayangnya mungkin sense kita
terhadap keberadaannya sendiri kurang kita sadari. Lihat dalam tubuh kita,
darah merupakan salah satu koloid. Jika kita sedang berada di jalan, atau
melihat orang yang sedang merokok, asap itu sendiri merupakan contoh lain dari
koloid. Saat kita makan eskrim. Eskrim itu sendiri merupakan sebuah contoh
koloid. Contoh lainnya adalah susu dan masih banyak lagi.
darah sebagai sebuah contoh koloid |
What’s actually the definition of
the colloid?
Koloid adalah sebuah kelas material dimana
terletak system bulk dan system yang secara molecular terdispersi. Mereka
terdiri atas phasa terdispersi (atau fasa diskontinyu) yang terdistribusi
secara uniform dalam sebuah state yang terbagi secara halus dalam medium
pendispersi (atau phasa kontinyu).
Sebagai contoh yang familiar dari
koloid ini, seperti telah disebutkan di atas. Misalkan, asap, kabut, adalah
disperse dari droplet liquid fine atau partikel solid dalam gas – aerosol); susu (sebuah dispersi dari droplet halus dari lemak dalam
fase akueous – emulsi), cat, lumpur, pasta (dispersi dari partikel solid halus
dengan medium cairan – sols atau suspense koloidal); jelli (dispersi dari
makromolekul dalam liquid – gel) dan lain-lain.
Semua hal-hal yang tidak asing
bagi kita kan. Di edisi berikutnya, kita akan bicara lebih jauh tentang arti
penting dari koloid ini, seberapa jauh kita akan terlibat dan perannya dalam
dunia engineering.
No comments:
Post a Comment
Leave your comment, any urgent message please mail me !